Analisis Vegetasi pada Zona Konservasi Tradisional Kampung Kwau, Pegunungan Arfak

Abstrak

Analisis merupakan studi untuk mengetahui sruktur dan komposisi dari tumbuhan tumbuhan di hutan. Dari hasil kegiatan analisis vegetasi kita akan mendapatkan informasi mengenai jumblah jenis, volume tegakan, pola sebaran, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting dan indeks keragaman tumbuhan yang terdapat dalam suatu kawasan hutan.Tuliskan inti sari naskah Anda di sini.  Analisis vegetasi zona konservasi tradisional masyarakat kampung kwau pegunungan arfak.  Struktur dan komposisi penyusun zonasi igya ser hanjob. igya ser hanjob adalah suatu pembagian hutan secara tradisional. Masyarakat arfak sejak dulu telah membagi hutan menjadi empat zonasi yang di manfaatkan yang pertama, zona susti, zona susti merupakan zona pemanfaatan boleh di manfaatkan dalam pembuatan kebun dan pembuatan pemukiman  dll. kemudian Zona nimahati merupakan sona pemanfaatan yang di manafaatkan dalam skala kecil atau di manfaatkan atas persetujuan kepala suku atau pemilik hak wilaya. Dan yang ke tiga merupakan zona bahamti, zona bahamti merupakan zona yang di manfaatkan dalam bentuk perlindungang terhadap satwa liar yang akan di buru untuk kebutuhan sumber protein bagi masyarakat setempat dan Yang terakhir merupakan zona tumti, zona tumti merupakan zona pemanfaatan perlindungan perlindungan hutan yang di mahatkan untuk mencega terjadi langsor di lereng lereng bukit dan pungung pungung bukit.  Struktur dan komposisi Keragaman jenis penyusun vegetasi zona igya ser hanjob  

https://doi.org/10.47039/ish.5.2022.33-47
PDF

Referensi

Brower, J. E., Zar, J. H., & Ende, C. von. (1998). Field and Laboratory Methods for General Ecology. McGraw-Hill.

Cámara-Leret, R., Frodin, D. G., Adema, F., Anderson, C., Appelhans, M. S., Argent, G., Arias Guerrero, S., Ashton, P., Baker, W. J., Barfod, A. S., Barrington, D., Borosova, R., Bramley, G. L. C., Briggs, M., Buerki, S., Cahen, D., Callmander, M. W., Cheek, M., Chen, C.-W., … van Welzen, P. C. (2020). New Guinea has the World’s Richest Island Flora. Nature, 584(7822), 579–583. https://doi.org/10.1038/s41586-020-2549-5

de Fretes, Y. (2007). The Protected Area Systems in Papua. In. A. J. Marshall and B. M. Beehler (The Ecolog). Periphlus Edition.

Diamond, J. M. (1976). Island Biogeography and Conservation: Strategy and Limitations. Science, 193(4257), 1027–1029. https://doi.org/10.1126/science.193.4257.1027

Dimomonmau, Z. L. (2021). Pengaruh Kegiatan Masyarakat Terhadap Keanekaragaman Herpetofauna Di Taman Wisata Alam Gunung Meja Kabupaten Manokwari. Igya Ser Hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 3(2), 79–96. https://doi.org/10.47039/ish.3.2021.79-96

Gardener, M. (2017). Statistics for Ecologists Using R and Excel; Data Collection, Exploration, Analysis and Presentation (2nd Edition). Pelagic Publishing.

Gaveau, D. L. A., Santos, L., Locatelli, B., Salim, M. A., Husnayaen, H., Meijaard, E., Heatubun, C., & Sheil, D. (2021). Forest Loss in Indonesian New Guinea: Trends, Drivers, and Outlook. BioRxiv, 2021.02.13.431006. https://doi.org/10.1101/2021.02.13.431006

Krebs, C. J. (1999). Ecological Methodology (2nd, berilustrasi ed.). Benjamin/Cummings.

Laksono, P. M., Rianty, A., Hendrijani, A. B., Gunawan, Mandacan, A., & Mansoara, N. (2004). Igya Ser Hanjop : Masyarakat Arfak dan Konsep Konservasi. Pusat Studi Asia Pasifik, Universitas Gadjah Mada.

Laksono, P., Rianty, A., Hendrijani, A., Gunawan, M. A., & Mansoara, N. (2001). Igya Ser Hanjop: Masyarakat Arfak dan Konsep Konservasi. Pusat Studi Asia Pasifik, Universitas Gadjah Mada.

MacKinnon, J. R., & MacKinnon, K. (1986). Review of the Protected Areas System in the Indo-Malayan Realm. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. https://portals.iucn.org/library/node/5872

Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University Press.

Oliver, P. M., Bower, D. S., McDonald, P. J., Kraus, F., Luedtke, J., Neam, K., Hobin, L., Chauvenet, A. L. M., Allison, A., Arida, E., Clulow, S., Günther, R., Nagombi, E., Tjaturadi, B., Travers, S. L., & Richards, S. J. (2022). Melanesia Holds the world’s Most Diverse and Intact Insular Amphibian Fauna. Communications Biology, 5(1), 1–10. https://doi.org/10.1038/s42003-022-04105-1

Richards, P. W. (1996). The Tropical Rain forest : an Ecological Study (2nd Edition). Cambridge University Press.

Soerianegara, I., & Indrawan, dan A. (2005). Ekosistem Hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Terborgh, J. (1992). Maintenance of Diversity in Tropical Forests. Biotropica, 24(2), 283. https://doi.org/10.2307/2388523

West, G. B., Enquist, B. J., & Brown, J. H. (2009). A General Quantitative Theory of Forest Structure and Dynamics. Proceedings of the National Academy of Sciences, 106(17), 7040–7045. https://doi.org/10.1073/pnas.0812294106

Yaku, A., Trirbo, D., Siahaenenia, A., Taberima, S., Iyai, D. A., & Monim, H. (2019). Pengelolaan Kebun Secara Berkelanjutan pada Masyarakat Arfak di Kabupaten Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat. Agrika, 13(2), 101–115. https://doi.org/10.31328/ja.v13i2.993

Creative Commons License

Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.