Abstrak
Tahun 2016 telah dibangun Petak Ukur Permanen dengan metode Rainfor pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja. TWA Gunung Meja merupakan salah satu kawasan yang digunakan untuk mempelajari proses perubahan struktur dan komposisi tegakan pohon. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk membandingkan hasil pengamatan terhadap struktur dan komposisi hutan pada pengukuran tahun 2016 dan pengukuran terkini pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter pohon dan tinggi tegakan pohon yang ada dalam lokasi penelitian. Kemudian dilakukan perhitungan volume pohon dan pengolahan data menggunakan indeks dominansi dan indeks kekayaan jenis untuk melihat tinggi rendahnya jenis yang dimiliki pada kawasan Petak Ukur Permanen ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan komposisi tegakan selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2016 sampai 2021). Walaupun jumlah jenis pohon tetap sama yakni 76 jenis, tetapi terdapat penambahan jenis pohon yakni Adenanthera novoguinensis, Porterandia sp. dan Harpullia sp. Jumlah individu mengalami pengurangan sebanyak 7 individu dari tahun 2016. Namun volume masih terlihat peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 380,771 m3. Penambahan rata-rata diameter pohon terbesar antara 0,226-2,716 cm per tahun, sementara rata-rata pertambahan volume pohon tercepat adalah 0,119 - 1,280 m3. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan volume di TWA Gunung Meja sangat kecil. Tidak ada jenis pohon yang dominan berdasarkan indeks dominansi dengan nilai 0,049. Nilai Indeks Kekayaan Jenis dengan nilai 12,60 menunjukkan kekayaan jenis pada TWA Gunung Meja tergolong tinggi.
Referensi
Arrijani, A., Setiadi, D., Guhardja, E., & Qayim, I. (2006). Vegetation Analysis of the Upstream Cianjur Watershets in Mount Gede-Pangrango National Park. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 7(2), 147–153. https://doi.org/10.13057/biodiv/d070212
Kusmoro, J., Partasamita, R., & Santoso, P. (2015). Studi Vegetasi Hutan Hujan Tropis Pegunungan Di Gunung Manglayang Jabar. BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi, 13(1), 68–72. https://doi.org/10.24198/bjib.v13i1.10094
Kuswandi, R., Sadono, R., Supriyatno, N., & Marsono, D. (2015). Diversity of Stand Structure in Logged-Over Forest Based on Papua Biogeography. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(2), 151–159. https://doi.org/10.22146/jml.18737
Ludwig, J. A., & Reynolds, J. F. (1988). Statistical Ecology: A Primer in Methods and Computing. John Wiley & Sons.
Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University Press.
Marshall, A. J., Beehler, B. M., & Kartikasari, E. N. (2013). Ekologi Papua : Seri Ekologi Indonesia. In Yayasan Pustaka Obor Indonesia (jilid VI).
Mawazin, M., & Subiakto, A. (2013). Species Diversity and Composition of Logged Over Peat Swamp Forest in Riau. Indonesian Forest Rehabilitation Journal, 2(2), 59–73. https://doi.org/https://doi.org/10.9868/IFRJ.1.1.59-73
Müller, K. (2005). Keragaman Hayati Tanah Papua. Kerjasama Universitas Negeri Papua dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Provinsi Papua.
Odum, E. P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi. UGM Press.
Petocz, R. G., & Raspado, G. P. (1987). Konservasi Alam dan Pembangunan di Irian Jaya : strategi pemanfaatan sumber daya alam secara rasional. Grafiti Pers.
Pradiastoro, A. (2004). Kajian Tempat Tumbuh Alami Palahlar Gunung (Dipterocarpus retusus BI) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Cakrabuana Kabupaten Sumedang Jawa Barat [IPB University]. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/20641
Wambrauw, K. (2020). Aplikasi Metode Rainfor Pada Petak Ukur Permanen (PUP) di Hutan Dataran Rendah Gunung Meja Manokwari Papua Barat. Universitas Papua.
Wardani, M., & Heriyanto, N. M. (2016). Autekologi Damar Asam Shorea hopeifolia (F. Heim) Symington di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Buletin Plasma Nutfah, 21(2), 89–98. https://doi.org/10.21082/blpn.v21n2.2015.p89-98

Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.